DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Laporan
D. Kegunaan Laporan
BAB II RINGKASAN ISI BUKU DAN PEMBAHASAN
A. Ringkasan Isi Buku
B. Pembahasan
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Linguistik sampai saat ini masih dianggap sulit oleh sebagian besar manusia. Padahal Ilmu Linguistik bersifat umum yang hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Ilmu Linguistik umum merupakan media komunikasi penting yang bersifat komunikatif.
Banyak yang beranggapan bahwa Ilmu Linguistik itu sulit dan perlu segera ditepis. Masalahnya sekarang, sampai saat ini panduan Ilmu Linguistik umum yang benar-benar dan detai masih sangat sulit untuk ditemukan. Padahal buku jenis Ilmu Linguistik akan sangat membantu para penulis pemula untuk mulai mengasah kemampuan.
Problematika diatas perlu segera dipecahkan, salah satu langka yang dapat ditempuh adalah ditemukannya sebuah buku yang mampu menyajikan tentang ke Ilmuan Linguistik Umum. Terkait dengan kanyataan tersebut, buku berjudul Linguistik ( Sebuah Pengantar ) karya Dr. Mansoer Padeta bisa menjadi solusi alternatif.
Buku ini diterbitkan pada tahun 2010 oleh penerbit Bumi Aksara Jakarta. Buku ini terbit atas 6 bab. Secara umum isi buku ini dapat dikategorikan kedalam bagian besar yakni begian awal berupa pembahasan objek keilmuan Linguistik dalam bahasa dan bagian akhir yang membahasa tatanan dan sejarah Linguistik. Keunggulan lain adalah bahwa buku yang mampu menyajikan tatanan sejarah keilmuan Linguistik sampai saat ini belum banyak ditemukan. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan pengkajian terhadap isi buku tersebut yang hasilnya penulis susun dalam bentuk laporan buku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja isi buku Linguistik ( sebuah pengantar ) karya Dr. Mansoer Padeta ?
2. Apa saja keunggulan buku tersebut disbanding buku sejenis yang lain ?
3. Apa saja kelemahan buku tersebut disbanding buku sejenis lain ?
C. Tujuan Laporan
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulis laporan buku ini adalah untuk menhetahui dan mendeskripsikan :
1. Isi dari buku Linguistik ( sebuah pengantar ) karya Dr. Mansoer Padeta ?
2. Keunggulan buku tersebut disbanding buku sejenis yang lain ?
3. Kelemahan buku tersebut disbanding buku sejenis lain ?
D. Kegunaan Laporan
Laporan buku ini diharapkan mampu memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan laporan buku ini menambah khazanah teoritis keilmuan Linguistik Umum dan secara praktis diharapkan buku laporan ini menambah pengetahuan, wawasan dan keilmuan bagi penulis maupun bagi pembaca.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU DAN PEMBAHASAN
A. Ringkasan Isi Buku
Buku berjudul Linguistik ( Sebuah Pengantar ) karya Dr. Mansoer Padeta yang terdiri atas 6 bab. Keseluruhan bab dalam buku ini merupakan petunjuk praktis dalam Keilmuan Linguistik Umum yang disajikan secara ringkas, namun demikian tetap menyajikan contoh yang mampu mendongkrak pemahaman membaca. Secara terperinci isi buku tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut.
Dalam tugas kita sehari-hari, entah sebagai guru bahasa, sebagai penerjemah, sebagai pengarang, sebagai penyusun kamus, sebagai wartawan atau sebagai apapun yang berkenaan dengan bahasa, tentu kita akan menghadapi masalah - masalah linguistik. Pernyataan ringkas tersebut merupakan awal yang menjadi titik tekan dari buku berjudu “Linguistik ( Sebuah Pengantar ) ” karya Dr. Mansoer Padeta. Dalam paparannya, Martinet mengemukakan secara jelas bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Pada dasarnya setiap ilmu, termasuk juga ilmu linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan sebagai berikut :
1. Tahap Spekulasi. Dalam tahap ini pembicaraan mengenai sesuatu dan cara mengambil kesimpulan dilakukan dengan sikap spekulatif
2. Tahap Observasi dan Klasifikasi. Pada tahap ini para ahli dibidang bahasa baru mengumpulkan dan menggolongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun.
3. Tahap Perumusan Teori. Pada tahap ini setiap displin ilmu merusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah itu berdasarkan data empiris yang dikumpul.
Analisis linguistik dilakukan terhadap bahasa atau lebih tepat terhadap semua tataran tingkat bahasa, yaitu Fonetik, Fonemik, Morfologi, Sintaksis dan Semantik. Bapak linguistik modern, Ferdin de Saussure ( 1857 – 1913 ) dalam bukunya Course de Linguisticue Generation ( terbit pertama kali 1916, terjemahannya dalam bahasa Indonesia terbit 1988 ). Membedakan adanya kedua jenis hubungan atau relasi yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu relasi sintagmatik dan relasi asosiatif. Yang dimaksud dengan relasi sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan bahasa didalam kalimat yang konkret tertentu, sedangkan relasi asosiatif adalah hubungan yang terdapat dalam bahasa namun tidak tampak dalam susunan satuan kalimat.
Setiap ilmu, betapapun teoritisnya, tentu mempunyai manfaat praktis bagi kehidupan manusia. Begitu juga bahwa ilmu linguistik akan membawa manfaat lanhsung kepada mereka yang berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, seperti linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah, penyusun buku pelajaran dan sebagainya. Dari dua pasal telah disebutkan bahwa bahasa adalah sistem, dan bahasa adalah lambang; dan kini, bahasa adalah bunyi. Kata bunyi, yang sering suka dibedakan dengan kata suara, sudah bisa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana ( 1983 : 27 ) bunyi adalah kesempurnaan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bahasa itu arbiter. Yang dimaksud dengan istilah arbiter itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa ( yang berwujud bunyi itu ) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Sebetulnya yang membuat alat komunikasi manusia itu, yaitu bahasa, produktif dan dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu yang baru. Manusia sering disebut-sebut sebagai Homo Sapien “ Makhluk Berfikir ”, Homo Sosio “ Makhluk yang Bermasyarakat ”, Homo Faber “ Makhluk Pencipta Alat ”, dan juga Animal Rationale “ Makhluk Rasional yang Berakal Budi ”. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia itu sendiri. Yang ingin dibicarakan dan yang memang erat kaitannya dengan bahasa adalah bahasa dalam kaitannya dengan kegiatan sosial didalam masyarakat atau lebih jelasnya hubungan dengan masyarakat itu :
1. Masyarakat Bahasa
2. Variasi dan Status Sosial Bahasa
3. Penggunaan Bahasa
4. Kontak Bahasa
5. Bahasa dan Budaya.
Tatanan linguistik dalam ilmu linguistik umum dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Tatanan linguistik ( 1 ) : Fonologi
2. Tatanan linguistik ( 2 ) : Morfologi
3. Tatanan linguistik ( 3 ) : Sintaksis
4. Tatanan linguistik ( 4 ) : Semantik
Dalam tatanan Morfologi kata merupakan satuan terbesar ( satuan terkecilnya ialah Morfem ). Dalam sejarah studi linguistik istilah frase banyak digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berada dibawah satuan klausa atau satu tingkat berada diatas satuan kata. Bukan hanya itu dalam tataran linguistik juga terdapat relasi makna. Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertengahan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna atau juga kelebihan makna.
Andreas Kemke, seorang ahli Filologi dari Swedia pada abad ke-17 yang menyatakan bahwa Nabi Adam dulu di Surga berbicara dalam bahasa Demnark, sedangkan ular berbicara dalam bahasa Prancis, adalah tidak dapat dibuktikan kebenarannya karena tidak didukung oleh bukti empiris. Studi bahasa pada zaman Yunani mempunyai sejarah yang sangat panjang, yaitu kurang lebih sekitar 600 tahun. Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani sampai dengan munculnya kerajaan Romawi. Boleh dikatakan orang Romawi mendapat pengalaman dalam bidang linguistik dari orang Yunani.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 pemerintah kolonial sangat memerlukan informasi mengenai bahasa-bahasa yang ada dibumi Indonesia untuk melancarkan jalannya pemerintahan kolonial di Indonesia.
B. Pembahasan
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi seperti dikatakan Martinet ( 1987 : 19 ), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Beliau memandang Linguistik umum adalah Linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum.
Sejalan dengan pendapat diatas, Ferdinad de Saussure ( 1988 ) menyatakan bahwa Linguistik umum adalah ilmu Linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah umum, kaidah bahasa secara umum. Kesimpulan dari definisi ini yaitu kajian ini dapat dilakukan terhadap keseluruhan sistem bahasa atau juga hanya pada satu tataran dari system bahasa itu. Sebuah tulisan dibuat untuk dipahami maksud dan tujuannya sehingga proses yang dilakukan penulis tidaklah sia-sia. Walaupun teori tentang ilmu Linguistik ( sebuah pengantar ) yang dikemukakan oleh Dr. Mansoer Pateda memiliki kelemahan, secara umum ide untuk menumbuhkan kemampuan dalam berbahasa yang dituangkan telah cukup memadai. Hal ini berarti bahwa beberapa metode sederhana yang dikemukakan memang merupakan metode dasar guna menumbuhkembangkan kemampuan berbahasa dalam ilmu Linguistik.
Sekali dengan kenyataan diatas, konsep dasar untuk berbahasa dalam metode ilmu Linguistik yang dikemukakan oleh para ahli memang sudah cukup baik. Sampai saat ini penulis belum menemukan bukti Linguistik umum yang demikian jeli dalam membina keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik, walaupun buku jenis ini memang telah banyak beredar. Kenyataan ini menunjukan bahwa buku tersebut memiliki keunggulan, buku tersebut juga memiliki kelemahan. Kelemahan utama buku ini yaitu terlalu luas materi yang dibahas dengan dangkalnya materi yang diterapkan.
Walaupun memiliki banyak kelemahan, buku berjudul “Linguistik ( sebuah pengantar )” karya Dr. Mansoer Padeta menurut hemat penulis dapat dijadikan pedoman dasar bagi para penulis pemula. Hal ini tentu saja berlaku untuk beberapa bab terutama yang berkaitan dengan dasar-dasar kemampuan berbahasa. Guna memperdalam dan membina kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik.
Linguistik adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dibicarakan subdisiplin Linguistik itu secara garis besar dari segi :
a. Pembidangannya
b. Sifat Telaahnya
c. Pendekatan Objeknya
d. Instrumen
e. Ilmu-ilmu lain
f. Penerapannya
g. Aliran dari teori yang mendasarinya.
Linguistik dilihat dari segi sifat telaahnya dapat dibagi menjadi :
a. Linguistik Mikro
Linguistik Mikro yang bersifat telaahnya lebih sempit artinya internal
b. Linguistik Makro
Linguistik Makro yang bersifat telaahnya lebih luas artinya eksternal
Linguistik dilihat dari segi Pendekatan Objeknya dengan demikian bahasa dapat dilihat secara :
a. Deskriptif
b. Historis Komparatif
c. Kontrastif
d. Sinkronis
e. Diakronis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian atau lebih tepat lagi seperti dikuatkan Martinet.
Linguistik sendiri menerangkan tentang :
- Objek Linguistik
- Kegunaan Mempelajari Linguistik
- Bahasa sebagai Objek Linguistik
- Linguistik dari segi Sejarah
- Linguistik dan Subdisiplinnya.
B. Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini ada kesalahan, saya atas nama penulis memohon untuk memberikan kritik, saran dan masukannya yang bersifat untuk membangunagar menuju kepada kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
• Alisjahbana, St. Takdir; 1987. Tata Bahasa Baru Indonesia I. Jakarta, Dian Rakyat.
• _______; 1980. Tata Bahasa Baru Indonesia II. Jakarta, Dian Rakyat.
• Allen,J.P.B. dan Corder Pit.S. ( Ed ); 1973. Reading For Aplied Linguistics. London, Oxford University Press.
• Antilla, Raimo; 1972. An Introduction to Hostorical and Comparative Linguistics. New York – London; The Macmillan Co.
• Bierwisch, Manfred;1971. Modern Linguistics. The Hague – Paris : Mouton
• Bloomfield, L.; 1933. Language. New York … Holt, Tenehardt and Wingston.
• Bolinger, Dwight;1975. Aspects Of Language, New York … Harcourt Barace Jovanovich. Inc.
• Chomsky, Noam; 1972. Syntactic Srtuctures. The Hague – Paris : Mounton
• ________; 1975. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge, Massachusettt : MIT Press.
• Cook, Walter A.; 1969. Introduction to Tabmemic Analiysis. New York : Holt, Rinerhardt and Wington.
• Dardjowidjojo, Soejono; 1982. Dasar-Dasar Neurofisiologis dalam penguasaan bahasa, kertas kerja Seminar Pengajaran Bahasa. Jakarta.
• Filmore, Charles J.; 1968. The Case for Case dalam Universal in linguistic Theory. Emmon Bach dan Robert T. Harms. ( ED ); New York … Holt.
• Fudge, Erick C ( ED ); 1973. Phonology. Penguin Books.
• Gleason H.A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. New York …. Holt.
• Goossens,J.; 1972. Inleiding tot de Nederlandse Dialektologie. Tongeren : Drukkerij George Michiels N. V.