KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warohmatullohi wabarokatuh
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas kemampuan keefektifan membaca.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Bandar Lampung, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………...….. 1
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………..…. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.A.
Latar Belakang ……………………………………………………. 3
1.2.B.
Tujuan ……………………………….………………………...…... 4
1.3.C.
Metode Penulisan ……………………….…………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.A. Kegiatan
Membaca (Memaknai Kemampuan Membaca)….....…5
2.2.B. Kemampuan
Efektif Membaca (KEM) ……………………….….6
2.3.C. Standardisasi
KEM ……………………………………………..…9
2.4.D. Pembaca
yang Efektif dan tidak Efektif …………………………10
BAB III PENUTUP
3.1.A.
Kesimpulan………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………...……12
BAB I
PENDAHULAN
1.1.A. Latar Belakang
Pada era informasi saat ini, sarana bacaan kian berkembang pesat.
Kemampuan dan kebiaasaan membaca menjadi hal yang tidak bisa dianggap biasa
lagi karena ribuan bahkan jutaan informasi tersaji dalam setiap detik dalam
berbagai media. Hal tersbut menjadikan para guru teringat akan tingkat
kemampuan siswanya dalam membaca.
Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh
inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi
seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian
terintegrasi dan menjadi otomatis. Tarigan (2008) menjelaskan bahwa membaca
adalah suatu proses yang dilakukan atau dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa
tulis.
Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pembelajar merasakan
nikmatnya membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih
sebagai penerimaan pengetahuan dan kesenangan. Siswa kemungkinan menemukan
kegembiraan saat membaca apabila arahan atau motivasi orangtua dan guru dapat
mereka terima. Biasanya orangtua atau guru merangsang anak-anak untuk membaca
dengan menggunakan cerita. Cerita seolah membuat anak membaca dengan santai,
sesuai dengan kebutuhan atau pun hanya sekedar kesenangan atau penambah
pengetahuan.
Kembali ke era yang penuh dengan informasi yang terus berkembang,
membaca tidak lagi hanya sekedar sebagai kesenangan, tetapi memang harus
dilatih untuk menjadi sebagai kebutuhan. Artinya, setiap orang wajib mengejar
semua informasi. Ia harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan cepat
sekaligus benar. Untuk mencapai hal tersebut, kemampuan efektif membaca menjadi
hal utama yang perlu diperhatikan. Dengan memahami kemampuan efektif membaca,
kita dapat melihat diri sendiri termasuk kategori pembaca yang bagaimana
sehingga dapat terus membekali diri dalam pencapaian target seandainya yang
terlihat tidak sesuai dengan harapan.
Ada banyak metode sebenarnya dalam melatih kemampuan membaca diantaranya
seperti Speed reading. Soedarso (2004) mengatakan “metode speed
reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses
penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang
diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan dalam otak.
Dewasa ini, upaya peningkatan kemampuan membaca anak seolah menjadi
tanggung jawab guru. Padahal, semua itu tidak semata-mata tanggung jawab guru.
Seorang guru hanya dapat berupaya membina minat baca dan meningkatkan kemampuan
membaca anak didiknya. Persoalan siswa mampu mencapai kemampuan efektif membaca
sesuai harapan, itu menjadi tanggung jawab bersama, yaitu guru, orangtua, dan
siswa itu sendiri. Untuk itu, penanaman akan pentingnya kepemilikan KEM yang
memadai harus disadarkan pada anak didik. Memiliki KEM yang tinggi di abad
informasi akan menempatkan kita pada posisi kehidupan yang layak. Dengan adanya
rasa tanggung jawab bersama dan kesadaran diri, kita berharap dapat mewujudkan
masyarakat yang gemar membaca (literat).
1.2.B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah
ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang keefektifan membaca dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
1.3.C. Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode
observasi dan kepustakaan.
Cara – cara yang digunakan
pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis
membaca buku – buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.A. Kegiatan Membaca (Memaknai Kemampuan Membaca)
a.
Membaca Cepat dan Efektif
Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan membaca seseorang akan
menentukan kecepatan membacanya. Oleh karena hubungan membaca dengan tujuan
yang dikehendaki dari kegiatan membacanya itulah muncul istilah fleksibelitas
kecepatan membaca. Fleksibelitas di sini adalah kelenturan tempo baca pada saat
membaca sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan membacanya
tersebut. Pembaca akan berusaha menemukan ide-ide utama atau gagasan-gagasan
penting saja dan menghiraukan hal-hal kecil atau rincian-rincian khusus dalam
bacaannya tersebut.
Nurhadi (2005) mengungkapkan bahwa kecepatan membaca mengandung berbagai
implikasi seperti tujuan membaca, kebiasaan, penalaran, dan bahan bacaan.
Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca yang sama pada
setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya. Hal yang perlu
dipahami lebih lanjut adalah bahwa membaca cepat artinya membaca yang
mengutamakan kecepatan tanpa mengabaikan pemahaman (keefektivannya). Biasanya,
kecepatan membaca itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan
bacaan. Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak menerapkan kecepatan
membacanya secara konstan diberbagai cuaca dan keadaan membaca.
Penerapan kemampuan membaca disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan
yang digali (keperluan), dan berat ringannya bahan bacaan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa membaca cepat dan efektif merupakan kegiatan membaca
yang mengutamakan kecepatan dengan tidak meninggalkan atau mengesampingkan
pemahaman terhadap aspek bacaannya.
b.
Pemahaman Membaca
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, selain kecepatan membaca,
pemahaman membaca mempunyai arti penting dalam kegiatan membaca. Apalah artinya
membaca bila tidak disertai dengan pemahaman terhadap bacaan tersebut. Pada
tingkatan membaca lanjut, umumnya orang selalu berupaya untuk dapat memahami
sesuatu yang dibacanya. Sekalipun kadang-kadang ia harus mengabaikan kecepatan
membacanya. Bahkan tidak jarang ada orang yang membaca sebuah wacana lebih dari
satu kali demi memperoleh pemahaman terhadap sebuah wacana, walaupun wacana
tersebut bukan wacana yang tergolong sulit. Minimnya tingkat pemahaman ini juga
menjadi salah satu masalah utama dalam membaca dan pengajarannya di sekolah
maupun di perguruan tinggi.
Minimnya tingkat pemahaman ini menjadi hambatan dalam membaca, karena
ada kecenderungan anggapan bahwa semakin lambat cara membaca seseorang, makin
tinggi pula pemahamannya. Padahal, pada kasus latihan membaca cepat, justru
peningkatan kecepatan membaca akan diikuti dengan peningkatan pemahaman terhadap
bacaan tersebut. Dalam kaitannya dengan tingkat pemahaman ini, faktor
intelejensi (IQ) mempunyai peranan penting, mengingat membaca itu merupakan
sesuatu proses berpikir yang menuntut kemampuan intelektual yang tinggi.
Kita semua sepakat bahwa membaca pada hakikatnya adalah proses berpikir.
Edward L. Thorndike (Yunus, 2010) berkata bahwa reading as thinking and
reading as reasoning. Artinya bahwa ketika seseorang sedang membaca pada
hakikatnya ia sedang berpikir dan bernalar. Dalam proses membaca jelaslah terlibat
aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membeda-bedakan,
membandingkan, menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan
apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Oleh karena itu, dalam proses membaca
yang sesungguhnya, pembaca benar-benar dituntut memusatkan perhatian atau
berkonsentrasi penuh terhadap bacaan agar dapat memahami isi wacana secara
keseluruhan, sehingga pembaca dapat mengambil manfaat dari apa yang terkandung
dalam bacaan. Selain itu, pembaca harus pula mampu memberi tanggapan terhadap
apa yang dibaca.
2.2.B. Kemampuan Efektif Membaca (KEM)
a.
Definisi Kemampuan
Efektif Membaca (KEM)
Kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu bacaan. Dalam proses membaca terdapat dua komponen utama yang bekerja
secara dominan, yakni (a) kerja mata untuk melihat lambang-lambang grafis, dan
(b) kerja otak untuk memahami dan memaknai lambang-lambang grafis tadi menjadi
sebuah informasi yang utuh dan lengkap. Kemampuan fisik berupa kemampuan mata
melihat lambang, selanjutnya disebut kemampuan visual, sedangkan
kemampuan psikis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bernalar, selanjutnya
disebut kemampuan kognisi (Mulyati, 2003).
Beberapa pakar pendidikan dan pengajaran membaca menyamakan istilah KEM
dengan speed reading (membaca cepat). Kemampuan membaca cepat atau
kecepatan membaca itu ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang
dibaca dalam satuan menit (kata per menit), yakni rata-rata tempo baca untuk
sejumlah kata tertentu dalam waktu tempuh baca tertentu. Penggunaan istilah KEM
di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Harjasujana ( dalam
Yunus, 2010) menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan
Tampubolon (2008) menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun
keduanya mendefinisikan KEM dengan istilah yang berbeda, tetapi maksud yang
disampaikan memiliki kesamaan.
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) menurut Harjasujana adalah kecepatan
yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi
panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang
diperoleh. Selanjutnya, Tampubolon (2008) menyebutkan bahwa Kemampuan Efektif
Membaca (KEM) adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.
Jadi, ada dua aspek yang dinilai dalam KEM ini, yakni kecepatan dan pemahaman
isi.
KEM merupakan perpaduan dari kemampuan motorik (gerak mata) atau
kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalam membaca (Harjasujana &
Mulyati, 1987). Dengan kata lain, KEM merupakan perpaduan dari rata-rata
kecepatan membaca dengan ketepatan memahami isi bacaan. Dengan demikian, KEM
adalah kemampuan membaca secara cepat dan tepat dengan tanpa mengabaikan
pemahaman terhadap isi secara menyeluruh.
Sejalan dengan Harjasujana & Mulyati, Nurhadi (2005) menyatakan
bahwa membaca efektif artinya pendekatan kecepatan membaca harus diikuti pula
oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Biasanya kecepatan dikaitkan dengan
tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Efektif artinya, peningkatan
kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap
bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu tentang apa yang perlu digalinya
dari bahan bacaan secara tepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting,
serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan.
Seorang pembaca yang ideal bukanlah orang yang mampu membaca secara
cepat dengan pemahaman yang rendah, bukan pula yang mampu memiliki pemahaman
yang tinggi dengan kecepatan membaca yang rendah. Pembaca yang mampu membaca
cepat dengan pemahaman rendah adalah pembaca yang sia-sia sebab apapun yang ia
baca tidak bisa ia pahami. Bukankah membaca tanpa pemahaman adalah hal yang
sia-sia. Ia memang mampu memahami bacaan, namun berapa lama waktu yang is
perlukan untuk membaca. Terkadang ia harus membaca berulang-ulang. Dengan
demikian ia telah kehilangan banyak waktu yang seharusnya dapat ia gunakan
untuk membaca bacaan yang lain.
Seseorang yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan
wujud skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan. Proses
pemahaman suatu bacaan adalah menemukan konfigurasi skemata yang menawarkan
uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai sekarang, konsep skema
merupakan jalan yang paling memberikan harapan dari sudut wacana pada umumnya
karena skemata merupakan bagian dari penyajian pengetahuan latar, luasnya
pengetahuan, dan pengalaman pembaca.
Dalam hal ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk
mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca. Usaha
yang dapat dilakukan guru diantaranya (1) Dapat menolong para siswa untuk
memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata,
antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suatu kata abstrak dengan mempergunakan
bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, (2) dapat membantu para siswa untuk memahami
makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya, (3)
dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca
dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca. (Yasrul
Efendi, 2008).
Berdasarkan ulasan di atas, pembaca yang efektif adalah pembaca yang
mengutamakan kecepatan membaca, tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi
bacaannya. Pembaca efektif adalah orang yang memahami benar seberapa cepat ia
membaca dan seberapa persen ia harus memahami isi bacaan. Dengan kata lain,
pembaca yang efektif adalah pembaca yang ideal dan ia adalah pembaca yang
fleksibel.
Kefektifan seseorang dalam membaca ditentukan oleh beberapa faktor.
Setiap orang akan memiliki kemampuan efektif membaca dengan taraf yang berbeda,
bergantung pada kemampuannya menguasai faktor-faktor pokok yang menjadi penentu
kemampuan membaca.
Diantaranya;
1) Kemampuan kebahasaan
2) Kemampuan visual
3) Kemampuan membangkitkan skema selama membaca
4) Kemampuan membangun konsentrasi baca (fokus ketika membaca)
5) Kemampuan membangun prediksi dan pemandu sebelum membaca (menerka isi
bacaan dan menentukan apa yang harus ia kuasai)
6) Kemampuan menguasai strategi dan metode membaca
7) Kemampuan membaca secara fleksibel (kemampuan menyesuaikan strategi
membaca dengan kondisi-baca)
8) Kemampuan membangun perilaku membaca yang baik (menghindari
kebiasaan-kebiasaan buruk selama membaca)
Kedelapan
faktor inilah yang perlu dibina dan dikembangkan hingga kita mampu memiliki kemampuan
membaca pada taraf yang optimal.
b.
KEM dan Strategi Membaca
Kemampuan
membaca seseorang salah satunya ditentukan oleh ketepatan seorang pembaca
menentukan strategi baca yang akan ia gunakan selama ia membaca. Begitu juga
dengan pembaca yang fleksibel di mana mampu secara tepat menentukan kecepatan
membaca yang ia gunakan untuk mencapai derajat pemahaman yang ia harapkan.
Melihat konsep ini, jelaslah bahwa salah satu hal penting yang dapat kita
gunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca adalah secara tepat menentukan
strategi baca. Mengapa strategi membaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan
membaca seseorang? Berbagai strategi baca diciptakan agar pembaca mampu membaca
secara tepat dan menemukan informasi secara cermat dan tepat. Semua strategi
membaca pada prinsipnya merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus
selama ia membaca. Selain itu, strategi membaca juga menyarankan bagi pembaca
untuk memiliki tujuan baca yang jelas hingga ia akan secara optimal mencapai
tujuan baca tersebut.
2.3.C. Standardisasi KEM
Secara umum, kategorisasi pembaca yang dilihat dari sudut kepemilikan
KEM-nya dapat ditolokukuri dengan patokan berikut: (literature-a?)
Kategori KEM
|
Angka KEM
|
Kecepatan
Rendah
|
Di
bawah 250 kpm
|
Kecepatan
sedang (memadai)
|
250 -
350 kpm
|
Kecepatan
Tinggi (efektif)
|
Di atas
350 kpm
|
Standar KEM untuk masing-masing jenjang sekolah adalah sebagai berikut;
Jenjang Sekolah
|
Angka KEM
|
Sekolah
Dasar
|
150 -
200 kpm
|
Sekolah
Lanjutan Pertama
|
200 -
250 kpm
|
Sekolah
Lanjutan Atas
|
250 -
300 kpm
|
Perguruan
Tinggi
|
300 -
350 kpm
|
2.4.D. Pembaca yang Efektif dan tidak Efektif
a.
Pembaca yang Efektif
Dikatakan
sebagai pembaca yang efektif bila;
1) Membaca dengan kecepatan tinggi (berkisar antara
325-450 kpm).
2) Kecepatan membaca bervariasi, bergantung pada
tujuan, keperluan, dan bahan bacaan.
3) Aspek yang dibaca adalah satuan pikiran, ide, atau
kata-kata kunci saja.
4) Sedikit terjadi pengulangan gerak mata.
5) Waktu membaca secara fisik diam.
6) Menggerakkan bola mata 3 - 4 kali pada setiap
barisan bacaan.
7) Makna yang diambil adalah gagasan-gagasan pokok
saja, tanpa banyak melihat unsur-unsur yang kurang menunjang.
8) Membaca dengan sikap aktif, kritis, dan kreatif.
9) Konsentrasi terhadap bahan bacaan.
10) Membaca dipandang sebagai kebutuhan, bukan suatu tugas atau
beban.
b.
Pembaca yang tidak
Efektif
Dikatakan
pembaca yang tidak (kurang efektif) bila;
1) Membaca dengan kecepatan rendah (antara 100-200
kpm).
2) Membaca dengan kecepatan konstant untuk berbagai
cuaca dan kondisi membaca. Kecepatan itu selalu sama meskipun pada tujuan,
bahkan bacaan, dan keperluan yang berbeda.
3) Gerak mata diarahkan/ dipusatkan pada kata demi kata
dan memahaminya secara terputus.
4) Banyak terjadi pengulangan gerak mata.
5) Menggerakkan bola mata 8 – 12 kali atau lebih pada
setiap baris bacaan.
6) Memvokalkan bahan bacaan. Proses membaca diikuti
gerak mulut atau anggota badan lainnya.
7) Membaca pasif kalimat demi kalimat.
8)
Konsentrasi tidak sempurna.
9) Membaca jika hanya ada keperluan atau ada paksaan
dari orang lain.
BAB III
3.1.A. KESIMPULAN
membaca cepat dan efektif ini akan membantu siswa atau
mahasiswa meningkatkan kecepatan membaca mereka dan meningkatkan efektivitas
pemahamannya. Dengan beberapa metode pengembangan kecepatan membaca,
menghilangkan gangguan-gangguan dalam gerak mata, serta latihan dalam
meningkatkan sikap kritis. Diharapkan siswa dan mahasiswa menjadi pembaca cepat
dan kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Yasrul Efendi. 2008.
Peningkatan kemampuan membaca cepat dengan menggunakan metode speed reading;
tersedia online (http//:peningkatan-kemampuan-membaca-cepat-dengan-menggunakan-metode-speed-reading.htm)
Abidin, Yunus. (2010). Strategi
Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press.
Denny Iskandar. Pokok-pokok
materi diklat Membaca dan pembelajarannya. [Online]. Tersedia: http://
file.upi.edu/ Direktori/ FPBS/ JUR.PEND. BHS. DAN SASTRA INDONESIA/DENNY
ISKANDAR/MEMBACA DAN PEMBELAJARAN
Mulyati, Yeti. 2003.
Kecepatan efektif membaca: apa, mengapa, dan bagaimana (online) tersedia;
online http://file.upi.edu/Direktori/ FPBS/JURPEND. BHS. DAN SASTRA
INDONESIA/196008091986012 YETI MULYATI/KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA MMAS 2003.pdf,
senin, 2010.
Kholid Abdullah. Kecepatan
Efektif Membaca (KEM) dan Pengukurannya. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND.BHS. DAN
SASTRA INDONESIA/ KHOLID ABDULLAH HARRAS/ Bahan Kuliah Makalah/ Kecepatan
Efektif Membaca.pdf
Nurhadi. (2005). Bagaimana
Meningkatkan Keemampuan Membaca? (Suatu Teknik Memahami Literatur yang
Efisien). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nurhadi.
(2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Soedarso.
2004 (cet. 11). Speeed Reading. Bandung: Gramedia
Suyoto. (2007). Sistem
Membaca Cepat Dan Efektif. [Online]. Tersedia: http: // bhsindo.
multiply.com/ journal/ item/ 1
Tampubolon. (2008). Kemampuan
Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.
2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar